Bersamaku disisi
Merenung manja ingin disentuh
Aku tidak mampu lakukan
Nafsu ku perlu disekat
Masih punya tugas dibatu jemala
Merenung sayu dahaga kasih
Berpura aku tidak mengerti
Di celah peha mengesel pinggul
Aku masih diam menugu
Jelingan manja tepat dijiwa
Menyondol manja hinggap didada
Memancing serakah dengan belaian
Ternyata gagal meransang satu ku
Yang sembilan lebih berkuasa
Teruna membuak amarah dijiwa
Mengais kaki tolak ketepi
terhumban ditepi menjilat sisa dikaki
Kejam sebegini,
Maaf si manja
Aku belum layak digelar Abu Hurairah
Teratak AfraTaidin
06:07
11 April 2012
----manja nan seekor manjanya mengila mengigit kaki----
lontaran kata,luahan jiwa,jeritan minda...luahkan saja persetan dengan kata mereka...kerna mereka tidak faham apa yang aku rasa ketika ini...
Wednesday, 18 April 2012
Monday, 9 April 2012
Mana Saja
Pergi saja mana arahmu
Melangkah dajulu usah gentar
Salah benarnya tidak pasti
Selangkah ada kisahnya
Setapak itu punya ceritanya
Sedar pincangnya kembali semula
Jangan disesalkan segalanya
Mengalah itu lemah
mengundur itu hancur
Masih punya waktu usah berpatah hati
Indahkan kembali rentaknya
Molekkan semula lagunya
Pasti sempurna iramanya
Melangkah dajulu usah gentar
Salah benarnya tidak pasti
Selangkah ada kisahnya
Setapak itu punya ceritanya
Sedar pincangnya kembali semula
Jangan disesalkan segalanya
Mengalah itu lemah
mengundur itu hancur
Masih punya waktu usah berpatah hati
Indahkan kembali rentaknya
Molekkan semula lagunya
Pasti sempurna iramanya
Kepulan Celaka
Menghembus kepulan-kepulan celaka
Bagi mereka yang tidak tahu nikmat
Katanya ia kepulan celaka lagi bangsat
Dibawah kepulan-kepulan celaka
Yang bernaung dibawahnya menempah maut
Bicaranya yang dibawah naugannya bodoh
Menuruti kepulan-kepulan celaka
Bagai lembu ditusuk hidungnya
Membabi buta ikut perintah
Eh... ini soal lembu atau babi??
Berdepan kepulan-kepulan celaka
Terdidik ada waktunya dikerah
Tiba saat dijulang diarak
Kala ketika disampahkan saja
Di kambing hitam jua mungkin
Disuntik kepulan-kepulan celaka
Kedepan bersuara berani
Di tabal saja panglima berjuang
Terlebih bicara benarnya pasti saja terlucut ketuanan
Diantara kepulan-kepulan celaka
Menyokong dalam diam
Berteriak pasti yang sana kecam
Diam saja menjadi tunggul
Sekeliling kepulan-kepulan celaka
Tikaman dari belakang
Ditusuk rakan sama berjuang
Pujian manis bahu bertemu
Makian berdepan muka berkaca
*ini mainan mereka katanya inilah mainan politik sebenar*
Bagi mereka yang tidak tahu nikmat
Katanya ia kepulan celaka lagi bangsat
Dibawah kepulan-kepulan celaka
Yang bernaung dibawahnya menempah maut
Bicaranya yang dibawah naugannya bodoh
Menuruti kepulan-kepulan celaka
Bagai lembu ditusuk hidungnya
Membabi buta ikut perintah
Eh... ini soal lembu atau babi??
Berdepan kepulan-kepulan celaka
Terdidik ada waktunya dikerah
Tiba saat dijulang diarak
Kala ketika disampahkan saja
Di kambing hitam jua mungkin
Disuntik kepulan-kepulan celaka
Kedepan bersuara berani
Di tabal saja panglima berjuang
Terlebih bicara benarnya pasti saja terlucut ketuanan
Diantara kepulan-kepulan celaka
Menyokong dalam diam
Berteriak pasti yang sana kecam
Diam saja menjadi tunggul
Sekeliling kepulan-kepulan celaka
Tikaman dari belakang
Ditusuk rakan sama berjuang
Pujian manis bahu bertemu
Makian berdepan muka berkaca
*ini mainan mereka katanya inilah mainan politik sebenar*
Sunday, 8 April 2012
Aku Punya Akal
Segala kau mahu
Segalanya mesti diturut
Segala kau ingin
Segalanya harus aku adakan
Segala kau hajatkan
Segalanya aku jua kena realisasikan
Segala-segala yang perlu buatmu
Segalanya-segalanya dari aku
Apa kau ingat aku tiada yang aku mahu...
Apa aku ini tidak punya yang aku ingin
yang aku hajatkan
yang aku perlu
Hey...
Kau manusia aku juga manusia
Guna akal kau yang aku jua berakal...
Segalanya mesti diturut
Segala kau ingin
Segalanya harus aku adakan
Segala kau hajatkan
Segalanya aku jua kena realisasikan
Segala-segala yang perlu buatmu
Segalanya-segalanya dari aku
Apa kau ingat aku tiada yang aku mahu...
Apa aku ini tidak punya yang aku ingin
yang aku hajatkan
yang aku perlu
Hey...
Kau manusia aku juga manusia
Guna akal kau yang aku jua berakal...
Menjadi Perempuan
Jadi perempuan itu penat
Kata si manis
Menjadi perempuan itu mendatangkan lelah
Luah dia si cantik
Perempuan ini banyak fikirnya
Keluh si ayu
Jangan begitu sayang
Diri mu itu anugerah
Lahir mu itu kurniaan
Ambil saja bahu ku
Basahkan saja dengan airmata mu
Akan ku dengar segalanya
Jangan rasa sendiri
Aku disini bersama mu
Dengar kata ku dara
Menjadi perempuan itu bukan
menyusu anak semata
Menjadi perempuan itu tidak hanya
bergulung lengan melipat kain
Menjadi perempuan itu bukan semata
mengoyang pinggul mengongcang payudara ranum
buat tatapan mata jantan celaka
Menjadi perempuan itu punya
rusuk si jantan celaka
Menjadi perempuan itu melangkap hidup
Perempuan itu untuk aku
Perempuan itu pengisi ruang-ruang lohong dunia.
Kata si manis
Menjadi perempuan itu mendatangkan lelah
Luah dia si cantik
Perempuan ini banyak fikirnya
Keluh si ayu
Jangan begitu sayang
Diri mu itu anugerah
Lahir mu itu kurniaan
Ambil saja bahu ku
Basahkan saja dengan airmata mu
Akan ku dengar segalanya
Jangan rasa sendiri
Aku disini bersama mu
Dengar kata ku dara
Menjadi perempuan itu bukan
menyusu anak semata
Menjadi perempuan itu tidak hanya
bergulung lengan melipat kain
Menjadi perempuan itu bukan semata
mengoyang pinggul mengongcang payudara ranum
buat tatapan mata jantan celaka
Menjadi perempuan itu punya
rusuk si jantan celaka
Menjadi perempuan itu melangkap hidup
Perempuan itu untuk aku
Perempuan itu pengisi ruang-ruang lohong dunia.
Anak DarahKu
Usah meratap kebumi
Dongak anak ku
Jangan disorok wajah ayu mu itu
Hentikan aliran itu
Mengapa perlu ditangis salah yang lalu
Bukan diendah bukan dibiar
Ia telah berlaku nyata
Biar hati ini kecewa
Biar hati ini luluh
Tidak akan diputus talian kita
Bangun anakku terus melangkah
Biar sekalian umat menyumpah mu
Tetap ku terima mu
Kerna darah mu itu darahku
Ayah tetap melindung mu
Bangun anakku
Ayah tetap bersama mu.....
*buat ketabahan seorang bapa menjadi atuk tanpa menantu lelaki*
Dongak anak ku
Jangan disorok wajah ayu mu itu
Hentikan aliran itu
Mengapa perlu ditangis salah yang lalu
Bukan diendah bukan dibiar
Ia telah berlaku nyata
Biar hati ini kecewa
Biar hati ini luluh
Tidak akan diputus talian kita
Bangun anakku terus melangkah
Biar sekalian umat menyumpah mu
Tetap ku terima mu
Kerna darah mu itu darahku
Ayah tetap melindung mu
Bangun anakku
Ayah tetap bersama mu.....
*buat ketabahan seorang bapa menjadi atuk tanpa menantu lelaki*
Subscribe to:
Posts (Atom)