Wednesday 19 October 2011

bersuara bertindak

mengadap secawan kopi yg tidak berasap tetapi cukup panasnya
mata dilirik setiap sudut..terlihat bermacam ragam manusia warung kopi..
yang separuh umur leka mengadap papan dam
bingkas bersuara si pemuda...
menyatakan resah dengan segala soal keperluan
yang perlu mengunakan wang yang banyak
mencelah pebancuh kopi sokong menambah
anak-anak mahu dijamin masa depan dengan ilmu
tapi peritnya wang
ya wang yang perlu diterbangkan
"pemimpin kita perlu ditukar,yang berkuasa ini perlu diturunkan"
lagak laung si muda laksana ayam jantan
si tua yang sekian lamanya tidak bersuara...
meletak cawan kopi o yang pekat
melihat si muda dan bersuara...
"teguhkan pendirian,jalankan tugas mu pada waktunya"
si tua kembali mencapai cawan kopi
"sudah kau lakukan tugas pada usia mu kini?"
"tergolong sudah dalam mereka yang akan memilih?"
si muda terdiam..."masih belum berdaftar"
si tua tersenyum sinis menghirup kopi o pekat kembali
si muda tidak lagi betah berkata
si tua berlalu meninggalkan kepingan-kepingan syiling dimeja
berlalu dengan langkah lemah dan berpesan
"bersuara dan bertindak anak muda"
"siapa saja yang kau pilih,mereka yang mana kau mahu"
"bersuara dan bertindak "
"bersuara dan bertindak semua"
.
.
.
.
.
@paasar seni balik pulau...

dimata mu "anjing"

ya aku bisa berjoget...
tertawa dikala digoncang..dikecam..diuji...
aku terus gembira bergelak tawa dengan apa saja kau beri kan...
wajah ku sentiasa terlihat senyum ria...
kerna aku sedang bertopeng..
topeng comel si anak anjing...
tp itu tidak bermakna kau bisa "membelai" aku seperti ANJING....
ade ketika suara ku terdengar seperti salakkan si anjing...
tapi jangan pernah kau jerit "celaka si anjing"...
jika kau belum pasti ianya ANJING.....
"anjing" dimata mu itu..hidupnya terlalu perit...
"anjing" dimata mu itu pernah terkapai sendiri tanpa ada tangan yang datang menyambutnya....
ya inilah kisah "anjing" dimata mu itu.....

#kisah seekor manusia yg bertopengkan seorang anak Anjing yg comel#

Tuesday 11 October 2011

Kejam Perjuangan

kejam kata mereka
mata melihat aksi
meletak kaki didada
menabur bisa dibiji mata

jerit mereka
si baju biru kejam
tiada belas kasihnya
tertanya aku
sibaju biru menjalankan kewajipan
jadinya siapa yang salah

bukan kah salahnya pada "aku"
aku yang meletak dirinya disitu
bersedia diperlakukan begitu

berkata kejam dimata asing
melihat pada keduanya
itu perjuangan
drama indah 9 julai....

dia...peracun

dia...peracun
peracun yang hebat
meracun aku tanpa nada

dia
meracun jiwa
hingga bergelora
tanpa perlu mendedah lurah

meracun nikmat
merasa mewah
bukan dengan menabur harta

meracun rasa
membawa khayal
tidak pula dibelai manja

dia meracun dengan berjaya
teracun aku selamanya
diracun rasa dengan rasa

racunnya dihujung lidahku
memberi seribu rasa
namun kasihnya aku terasa

tidak pernah berasa gentar
kerna ku tahu racunnya itu
diisi dengan penuh ihklas sayangnya...

~pada ketika dapur berperang~

Pedulikan

perilaku aku dan si dia menrimaskan mata
adakalanya aksinya laksana muka bumi ini aku tuannya
bicara bertutur kata indah menloyakan tekak kalian
maafkan kami yg sedang rancak berasmara
semahunya tidak terlintas ingin menjadi insan yg jelik di mata kalian
kemahuanku menjadi drama indah dimata kalian
aku dan sidia mungkin ada ketikanya
menjadi badut bodoh dipandangan kalian...
mencipta rentak merosak adat
mengalun melodi jahanamkan adap
kalian bersuaralah...
bertutur lah pada kami walau dengan kata keras memcabar ego
berbicara lah pada aku dan sidia
tegurlah kami...
jangan biar kami berkelakuan seperti binatang
jgn biar kami sesat...
hanyut dengan belaian syaitan..
kalian lihat pada ku
tunjukkan benarnya kerna kalian
saudara-saudaraku